0
Penafsiran yang tepat mengenai candle, dapat membantu Anda memahami momentum pasar. Para trader sering menafsirkan candle dalam analisa mereka untuk menemukan daerah continuations dan pembalikan harga. Dalam artikel ini, kami mengajak Anda untuk fokus pada satu candle yang dapat membantu memvalidasi titik grafik pembalikan. Marilah kita belajar mengenali trading candle hammer bullish.


Apa yang dimaksud dengan hammer bullish?
Pola hammer bullish berbeda dari pola candle lainnya dimana sebatang candle mengisyaratkan downtrend. Pada gambar di atas, hammer ditafsirkan dengan cara memahami suatu candle yang memiliki informasi lebih banyak daripada candle lainnya.

Harga disebut hammer jika harga tersebut mengalami down dan membuat posisi terendah yang baru dari suatu pair mata uang. Namun, setelah terjadinya penurunan ini, harga harus bisa membentuk 'tubuh' atau daerah yang kecil dan harus bisa menutup harga pembukaannya. Perlu dicatat, bahwa hammer juga harus memiliki sumbu dengan panjang minimal dua kali panjang "tubuh" candle. Selain itu, candle itu sendiri bisa berwarna merah atau biru tergantung pada kekuatan pembalikan.

Seringkali, trader merasa kebingungan untuk membedakan candle hammer bullish dengan candle bearish yang menggantung. Hal itu sangat wajar, karena kedua candle memang terlihat sama. Perbedaan antara kedua candle tersebut terletak pada posisinya di market. Candle bearish memiliki tubuh yang kecil dengan sumbu yang menggantung pada akhir uptrend. Sedangkan Hammer bullish memiliki tubuh yang kecil dengan sumbu yang panjang pada akhir downtrend.


Cara Trading-nya
Candle hammer bullish dapat ditemukan pada berbagai macam grafik dan semua kerangka waktu (time frame). Di atas adalah contoh dari hammer pada daily chart AUDUSD. Dari Februari sampai 29 Juni di AUDUSD rally sebanyak 1.276 pips. Downtrend ini disimpulkan dengan menggunakan candle hammer bullish, dan harga telah melakukan rally sebanyak 1033 kali.

Kekuatan hammer tergantung pada penempatannya pada grafik. Biasanya, trader menggunakan candle ini ketika berada di posisi yang berlawanan dengan titik support. Dalam praktiknya, trader menggunakan alat-alat seperti garis fibo, pivot point, dan bilangan bulat psikologis lainnya. Dalam skenario yang ideal, sumbu hammer akan menembus level support namun tubuhnya akan menutupi daerah atas support pada sentimen beli yang baru. Setelah mendapatkan kesempatan untuk beli, trader dapat memilih posisi untuk menempatkan stop order di bawah sumbu yang berada di bawah support.




Sumber:
Dailyfx.com
http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top