0
Moving Average sering dipakai dalam memprediksi pasar. Tidak hanya pada pasar mata uang, bursa saham pun masih mengandalkan indikator MA dalam mengetahui pergerakan rata-rata harga. Jadi, MA masih diandalkan di berbagai analisa pasar untuk mengetahui tren harga.

Teknik dasar dalam analisis teknikal adalah untuk mengetahui apakah harga peluangnya lebih besar untuk menguat atau melemah. MA merupakan indikator paling akurat dari analisis teknikal sekaligus senjata utama para trader pengikut tren. Terdapat 3 kategori MA, yaitu SMA, WMA, dan EMA. Namun di sini, kita akan membandingkan SMA dan WMA saja. Berikut ulasannya:


Simple Moving Average (SMA)
SMA sangat efektif untuk memprediksi pergerakan harga dalam jangka pendek, terutama jika instrumen trading yang dianalisa cukup likuid dan fluktuasinya tajam namun wajar. SMA dihitung dengan cara menambahkan harga yang akan dihitung kemudian dibagi dengan periode waktunya. Harga yang dihitung biasanya adalah harga close.

Secara garis besar, MA dapat digunakan untuk hal-hal berikut :
1. Menentukan trend yang akan terjadi.
2. Menentukan titik support dan resistance.
3. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.

Dapat dicatat juga bahwa kita bisa menggunakan 2 garis SMA sekaligus dengan periodesasi berbeda. Apabila rentang antara kedua SMA semakin besar maka kemungkinan trend akan terus berlangsung. Sementara bila mulai terjadi penyempitan jarak diantara keduanya serta sampai terjadi perpotongan kembali, bisa disimpulkan bahwa tren sudah berakhir. Ingat lho, kesimpulannya tren berakhir jika ada perpotongan lalu membuat tren baru. Tren baru ini bisa turun atau justru naik.

Weighted Moving Average (WMA)
Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya, WMA dengan periode 3 hari, menghitung jumlah seluruh data dibagi jumlah periode; 1+2+3=6. Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitifitasnya, dimana WMA lebih sensitif dibanding SMA sehingga lebih cepat dalam menghasilkan sinyal. Namun perlu diperhatikan juga bahwa WMA ini memiliki lebih banyak noise.

Kesimpulan

Baik SMA maupun WMA sebenarnya adalah sama-sama indikator tren. Yang membedakan hanyalah sensitifitas diantara keduanya. SMA cenderung lagging, namun lebih aman dari noise dan tidak banyak memberikan fake signal. Sementara WMA bisa lebih cepat memberikan sinyal, namun lebih rentan terhadap noise harga. Kedua jenis MA tersebut sama-sama ada plus minus-nya. Indikator mana yang lebih baik, Anda bisa pertimbangkan sendiri untuk menemukan mana yang lebih cocok dan menguntungkan bagi trading Anda. Salah satu metode tepat untuk mengenali indikator yang lebih baik adalah dengan melakukan pengujian di akun demo.

http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top