0
Satu kesulitan yang biasanya dihadapi oleh trader baru setelah dia menyadari pentingnya analisis sebelum melakukan open position adalah: bagaimana memilih indikator yang paling tepat. Terus terang waktu pertama kali saya mencoba melakukan open position, saya sama sekali belum paham satu indikator pun. Alhasil, saya cuma bisa melihat dan megira-ngira gerakan chart, itupun chart yang saya amati berbentuk garis! Karena bagaimana memilih type chart-pun saya belum tau.

Baru setelah beberapa lama, saya menyadari bahwa cara open position yang asal tebak seperti itu sama sekali tidak bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Akhirnya, saya mulai terpacu untuk mencoba memahami indikator dan masing-masing fungsinya. Tapi ternyata kesadaran akan perlunya indikator ini justru awal dari masalah yang lain. Bukan apa-apa, saking banyaknya indikator yang tersedia dan coba saya pahami, akhirnya saya jadi bingung sendiri, indikator mana yang harus dipakai? 

Hal pertama yang saya coba lakukan adalah bertanya kepada temen-temen trader senior, indikator apa yang biasa mereka pakai. Tapi ternyata ini juga tidak menyelesaikan masalah, karena, masing-masing trader ternyata mempunyai indikator andalan yang berbeda-beda. Nah lo, makin bingunglah saya. Sebenernya, indikator apa sih yang paling baik? Mungkin saat ini ada diantara anda yang sedang mengalami kesulitan sama seperti saya waktu itu.

Ok, saya hanya sekedar ingin memberikan saran, barangkali bisa anda jadikan titik tolak dalam memilih indikator yang akan anda gunakan untuk melakukan analisis. Hal pertama yang perlu anda pahami adalah: setiap indikator itu punya keunggulan dan kelemahan masing-masing. Kalau anda cukup telaten dan cukup punya banyak waktu, anda bisa telaah sendiri masing-masing keunggulan dan kelemahan dari indikator-indikator tersebut.

Tapi bagi anda yang kurang telaten, saya sarankan untuk cukup memilih 3 indikator yang masing-masing menggambarkan: trend, momentum dan support-resistant. Untuk indikator yang menggambarkan trend, anda bisa pilih salah satu dari beberapa indikator seperti: Moving Average dengan beberapa variannya, trend line atau Parabolic SAR. Untuk menggambarkan momentum, silahkan pilih satu diantara indikator seperti: MACD, RSI, ADX, W%R. Sedangkan untuk patokan support-resistant, anda bisa menggunakan perhitungan pivot point, atau juga fibonacci retracement.
Ramuan dari ketiga indikator tadi setidaknya bisa dijadikan pedoman untuk mendapatkan gambaran tentang arah pergerakan chart, kekuatan dari sebuah trend dan tingkat harga yang bisa menjadi batasan-batasan pergerakan chart. Gabungan dari ketiga indikator tersebut akan kurang lebih nampak sebagai berikut: 


Pada chart di atas, saya menggunakan parabolic SAR sebagai indikator yang menggambarkan arah/trend, MACD untuk menggambarkan momentum atau kekuatan trend serta fibonaci retracement untuk patokan support-resistant. Bagi anda yang kurang telaten untuk meramu indikator sendiri, bisa coba indikator yang sudah berbentuk “ramuan”, seperti misalnya ichimoku atau custom indicator lainnya.

Apa yang saya kemukakan di atas hanya sekedar saran. Anda bebas memilih indikator yang meurut anda paling mudah dipahami. Mentor saya bilang: semua indikator pada hakekatnya sama baiknya, yang penting adalah bagaimana kita memahami indikator tersebut. Memahami indikator memang memerlukan ketelatenan tersendiri. Tapi selama kita enjoy dalam melakukannya, semua akan terasa asyiknya kok. Jadi, jadikanlah trading sebagai sesuatu yang dinikmati. Jangan dibikin stress deh… Bukankah asyiknya trading itu justru di utak-atiknya itu.

http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top