0
Di artikel-artikel saya terdahulu, sudah sering saya bahas tentang Stop Loss (SL). Nah, sekarang giliran saya ingin bahas tentang sodara si SL, yaitu Target Profit (TP). Memang sih, menentukan TP mungkin tidak serumit menentukan SL. Lah, soalnya klo TP kan berhubungan dengan hal yang enak, profit alias keuntungan.


Sedangkan SL, karena berhubungan dengan resiko kerugian, memang biasanya memerlukan pertimbangan yang lebih matang, terutama yang berhubungan dengan berapa kerugian yang sanggup kita tanggung. Nah, kalo sehubungan dengan berapa profit yang sanggup kita tanggung sih keknya gak terlalu ribet yaa, malahan ada temen trader yang punya prinsip: masi mendinglah profit 1 pips juga, dari pada loss.

Ok deh, meskipun profit berapapun gak masalah, bagaimanapun, bagi saya, menentukan TP juga memerlukan setidaknya patokan tersendiri. Sebenernya, secara teknikal, apa saja sih hal-hal yang bisa dijadikan patokan atau pertimbangan pada saat kita menentukan TP?


Mempertimbangkan TP Dan SL

Di sini saya akan coba kemukakan beberapa hal yang biasanya saya pakai untuk menentukan berapa TP yang saya pasang pada saat melakukan Open Position:
Level-level Fibonacci
Salah satu alternatif yang biasa saya pakai untuk menentukan TP adalah level-level Fibonacci retracement. Saya biasa menentukan TP di level fibonacci berikutnya dari posisi harga sekarang. Memang sih, saya menggunakan cara ini kalo sedang bermain longterm dengan margin yang tidak terlalu besar, biasanya sih hanya 5% per posisi. Time frame yang saya gunakan biasanya hourly atau 4H.

Nilai Support-Resistant

TP (dan juga SL) bisa juga ditetapkan berdasarkan nilai-nilai Support-Resistant. Bisa kita gunakan support-resistant harian, yang biasanya dihitung dengan pivot point. Atau, bisa juga dengan menggunakan pivot dengan patokan Fibonacci juga. Yah, kalo masalah ini sih, suka-suka kita deh.

High-Low Harian

TP (dan juga SL) bisa juga kita tetapkan berdasarkan nilai high-low harian. Mm… biasanya sih klo SL memang kita tarik pas di high (kalo kita posisi sell) atau pas di low (kalo posisi kita buy) harian. Tapi klo TP, saya biasa nariknya gak pas di high-lownya sih. Yah, sekedar buat jaga-jaga ajah, sapa tau memang gerakan pair gak nyampe high-low harian. Namanya juga TP, gak banyak-banyak juga ga papa, yang penting kecapai.

Patokan point tertentu

Selain menggunakan patokan-patokan di atas, ada juga trader yang menentukan TP-nya berdasarkan patokan point tertentu, misalnya 30 point per posisi. Biasanya mereka menentukan patokan point ini berdasarkan trading plan yang sudah ditetapkan sebelumnya, atau bisa juga berdasarkan kebiasaan ajah.
Ok, hal-hal yang saya kemukakan di atas adalah beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan TP.  Memang ada pula trader yang melakukan OP tanpa menentukan TP. Bahkan ada temen trader yang membiarkan saja satu posisi terfloating tanpa TP dan tanpa SL!
Tapi menurut saya sih, mending jangan dibiasain deh melakukan OP tanpa TP maupun SL seperti itu. Iya kalo "kebetulan" harga bergerak searah dengan posisi kita, nah klo gak? Wah, bisa-bisa ujung-ujungnya MC deh. Toh, kalo kita merasa rugi bakalan "ketinggalan" pergerakan harga, kita bisa memasang pending order buy stop atau sell stop dibeberapa pips diatas (untuk buy stop) atau di bawah (untuk sell stop) TP kita, jadi kalopun ternyata trend masih terus berlanjut, kita tetap akan mendapatkan profit dari posisi kita dan otomatis membuka posisi baru untuk mengikuti trend yang masih berjalan.

http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top