1
Trading di broker yang aman adalah salah satu komponen utama untuk memastikan keberhasilan trading Anda. Bayangkan bila Anda sudah punya strategi dan psikologi trading yang matang, namun broker Anda ternyata kerap berbuat curang. Semua upaya dan kerja keras tentu akan terbuang sia-sia. Bagaimanapun juga, fasilitas trading utama seperti platform, kuotasi harga, dan eksekusi order, semuanya disediakan oleh broker. Tidak heran bila sebuah broker benar-benar berniat untuk memanipulasi trading kliennya, maka cara trading sebagus apapun, dan kondisi mental setenang apapun, tidak akan banyak membantu keselamatan akun trading Anda.


Terdengar mengerikan memang, namun itulah fakta dibalik bisnis perbrokeran. Mereka memang sudah mendapat profit dari biaya komisi ataupun spread, namun tetap saja selalu ada cara curang dilakukan untuk memperoleh keuntungan lebih. Dari sekian banyak bentuk trik broker, berikut 6 cara kecurangan yang paling umum dilakukan:
1. Berburu stop loss
Broker yang kerap melakukan ini juga disebut sebagai "stop loss hunter". Dengan bantuan dari robot jenis tertentu, broker memonitor trading kliennya dan memanipulasi spread. Tidak hanya menggunakan robot, broker juga ada yang mempekerjakan tenaga ahli khusus untuk melaksanakan perbuatan curangnya. Trik ini diterapkan agar posisi trading cepat terkena stop loss saat harga bergerak melawan order Anda.

Misalnya, Anda membuka posisi sell EUR/USD di 1.3180 dengan menempatkan stop loss di 1.3280. Saat harga bergerak naik sampai ke 1.3275, selisih posisi short Anda dari stop loss hanya berjarak 5 pips. Katakanlah biaya spread awal 2 pips, maka hanya ada 3 pips tersisa sebelum order tersebut menyentuh stop loss. Dalam situasi seperti ini, stop loss hunter akan melebarkan spread yang tadinya 2 pips menjadi 5 pips, sehingga order short Anda ditutup dengan stop loss dan sudah pasti rugi. Tindakan seperti ini sulit dikenali karena kebanyakan trader akan mengira bahwa diri mereka-lah yang salah ambil posisi.
2. Markup spread
Nah, yang satu ini berkaitan dengan trik broker-broker ECN/STP. Walaupun mereka mengklaim bisa mentransfer order langsung ke penyedia likuiditas, namun tidak semua broker jenis ini menerapkan spread asli dari provider.

Broker ECN/STP pada dasarnya sudah memperoleh pendapatan dari komisi per order. Hanya saja, beberapa di antara mereka yang ingin untung lebih banyak akhirnya mengambil jalan curang. Dengan melakukan markup pada spread, sebuah broker ECN/STP akan menambahkan ekstra pip ke dalam spread dasar dari penyedia likuiditas. Umpamanya spread dasar EUR/USD 0.5 pip, mereka akan menambahkan 1 pip sehingga spread yang ditanggung trader berjumlah 1.5 pip. Jika ditambah dengan komisi order yang biasa diterapkan, maka pendapatan broker tentu akan berlipat.


Bagaimana cara mengetahui broker yang menambahkan markup? Percaya atau tidak, Anda bisa menanyakan langsung hal ini ke broker. Sebagian broker ECN/STP ada yang terang-terangan menyatakan bahwa mereka me-markup spread, karena mereka merasa berhak melakukannya. Sementara untuk menelusuri keaslian spread dari suatu broker ECN/STP yang (mungkin saja) menutup-nutupi markup spread-nya, Anda bisa secara langsung membandingkan spread broker tersebut dengan spread market yang sebenarnya.

Selisih spread normal di market biasanya sangat rendah. Bahkan untuk pair cross semacam GBP/JPY, spread yang ditawarkan oleh penyedia likuiditas saat ini bisa hanya mencapai 3 pip.

3. Slippage
Ini dia contoh kasus yang sering dibicarakan trader ritel. Slippage pada dasarnya adalah tereksekusinya order di harga yang tidak dipesan. Kondisi ini bisa terjadi saat market sedang sangat aktif karena ada lonjakan volatilitas. Namun ini hanya wajar berlaku untuk broker ECN/STP, mengingat sistem kerja mereka yang mengirim order ke penyedia likuiditas. Proses tersebut memang berjalan secara otomatis, namun jelas memerlukan waktu karena adanya latensi (interval waktu dalam transfer data dari klien ke server penyedia likuiditas). Ketika market sangat aktif, volatilitas harga akan meningkat cepat, jadi tidak heran bila order bisa tereksekusi di level yang berbeda dengan harga yang sebelumnya Anda pesan. Dalam hal ini, slippage adalah wajar.

Tetapi di broker market maker, pergerakan harga sebenarnya relatif lebih tenang dan tidak terlalu volatil. Mereka bisa menentukan harga bid-ask sendiri dan dengan demikian lebih mudah memanipulasi trading kliennya. Slippage adalah salah satu cara yang mereka gunakan untuk mengurangi profit maupun menambah loss klien.

Sebagai contoh, Anda open buy EUR/USD dengan harga beli 1.3120, namun sesudah meng-klik tombol buy, order tersebut justru tereksekusi di level 1.3135. Dalam skenario harga benar-benar naik ke 1.3140, profit yang semestinya berjumlah 20 pip hanya akan bernilai 5 pip. Namun jika harga justru turun misalkan hingga ke 1.3110, maka kerugian Anda bisa mencapai 35 pip. Padahal jika tereksekusi di harga normal loss Anda hanya akan sebesar 10 pip. Inipun belum ditambah biaya spread.

4. Requote
Requote adalah tertundanya eksekusi trading, dimana broker akan menawarkan kuotasi harga baru (yang kurang menguntungkan) agar Anda bisa melanjutkan entry. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mencegah trader memanen profit saat akan mengambil posisi sesuai arah tren.


Misalnya, ketika harga sedang turun tajam, Anda memutuskan untuk melangkah masuk dengan entry sell. Namun broker justru men-delay posisi short Anda dan baru menawarkan requote saat harga sudah turun lagi ke level yang lebih rendah. Dengan demikian, jelas Anda akan kesulitan memperoleh profit maksimal jika broker sering melakukan requote.

5. Utak-atik Swap
Swap adalah komisi yang harus Anda bayarkan ketika punya posisi menginap. Besar biayanya dihitung dari selisih bunga Bank Sentral yang berkaitan dengan pair mata uang trading Anda. Secara umum, besaran swap memang bisa berbeda antar broker. Namun lihat dulu perbandingan antara swap broker dengan swap hasil perhitungan suku bunga acuan bank sentral. Jika masih dalam batasan normal, maka ini bisa dibiarkan saja. Namun bila terlalu tinggi, ini bisa jadi pertanda broker terlalu banyak mengambil keuntungan.

Para trader jangka panjang yang biasanya membiarkan posisi terbuka hingga berhari-hari, jelas akan merasa terbebani jika terkena swap negatif yang terlalu besar.
Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa ada swap negatif dan swap positif. Jika swap negatif merupakan beban bagi trader, maka swap positif adalah pendapatan ekstra bagi trader. Tapi, kadang-kadang ada broker yang hanya membebankan swap negatif saja, tetapi tidak memberikan swap positif.
6. Leverage tinggi
Pada awalnya, leverage dianggap sebagai fitur ampuh untuk mendukung trader mengambil ukuran trading yang lebih besar dari kekuatan modalnya. Tapi fasilitas ini juga bisa menyebabkan akun rentan terhadap margin call jika digunakan secara berlebihan. Ketika broker market maker menawarkan leverage hingga ribuan bahkan mencapai 1:2000, hal itu bisa jadi bukanlah untuk membantu tapi justru untuk menjerumuskan akun Anda, karena money management akan semakin kompleks ketika leverage makin tinggi.

Yang paling memungkinkan untuk menerapkan leverage tinggi adalah broker market maker. Broker ECN/STP tidak bisa mencantumkan leverage hingga ribuan, karena meski setiap wilayah punya undang-undang berbeda tentang ini, tetapi penyedia likuiditas tidak mungkin menangani risiko penggunaan leverage yang terlalu tinggi.

Kenali Penyebab Kegagalan Trading Anda

Setelah mengetahui 6 aspek di atas, bukan berarti Anda bisa langsung menuduh suatu broker scam hanya karena Anda loss, baik akibat sering terkena stop loss maupun slippage. Banyak trader langsung "merasa dicurangi" brokernya setelah membaca sedikit informasi tentang trik curang broker, tanpa benar-benar mendalami informasi yang sebenarnya. Sebelum buru-buru menyalahkan broker, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa hal di bawah ini dulu:


Kenali lewat requote
Requote bisa dikenali sebagai satu-satunya penyebab kerugian yang langsung mengindikasikan kecurangan broker, terutama jika ini sering sekali menimpa posisi Anda. Namun bagaimana dengan stop loss hunting dan slippage? Melihat karakter keduanya, akan sangat mudah bagi trader untuk menjadikannya sebagai senjata demi menyalahkan broker.

Stop loss hunter atau salah analisa?
"Broker saya curang karena stop loss sudah kena padahal belum waktunya." Dari sini lihat dulu apa penyebab stop loss Anda lebih cepat tersentuh. Bisa jadi Anda trading di saat volatilitas harga meningkat dan stop loss yang ditempatkan terlalu dekat dengan level entry. Kemungkinan lainnya, psikologi trading Anda belum stabil sehingga masih sering memindahkan stop loss saat melihat fluktuasi harga yang tidak menentu.

Namun apabila posisi sering kena stop loss akibat spread yang tiba-tiba bertambah, maka ini bisa jadi sinyal merah broker Anda berbuat curang. Untuk mengkonfirmasinya, Anda bisa menjalankan 2 posisi yang sama di akun demo dan akun live secara simultan. Contohnya, buka open buy dengan stop loss yang sama di akun demo dan live. Saat harga turun dan mendekati stop loss, perhatikan apakah posisi di akun live sudah terkena stop loss duluan atau tidak. Jika posisi buy di akun live sudah kena stop loss tapi di akun demo masih jalan, maka dapat dipastikan broker Anda adalah stop loss hunter. Tapi kalau tidak, bisa jadi Anda yang salah perhitungan.

Slippage di market maker dan ECN/STP
"Broker saya curang karena posisi saya sering kena slippage." Untuk yang satu ini, perhatikan dulu tipe broker Anda. Jika ECN/STP, maka situasi seperti ini wajar dan slippage tidak selalu merugikan. Karena pada kenyataannya, ketidaktepatan eksekusi order malah bisa menguntungkan. Contohnya saja, saat Anda order buy EUR/USD di 1.3250, posisi tersebut bisa tereksekusi pada harga yang lebih rendah di 1.3240.
Tapi jika di broker market maker, adanya slippage jelas mengindikasikan kecurangan. Jangan percaya dengan alasan broker market maker yang menyebutkan peningkatan volatilitas, karena pergerakan harga di broker ini mestinya bisa lebih anteng jika dibandingkan dengan di broker ECN/STP. Selain itu, slippage di market maker sudah pasti selalu merugikan trader. Jika Anda buy, maka ketidaktepatan eksekusi selalu di level yang lebih tinggi, sementara untuk sell, slippage terjadi di level harga yang lebih rendah.


Lindungi Diri Sejak Dini

Anda bisa menghindari kerugian trading di broker scam dengan lebih cermat dalam memilih broker. Bagaimanapun juga, aksi curang broker jelas akan merugikan Anda baik secara finansial maupun emosional. Berikut hal-hal yang bisa Anda perhatikan agar bisa menghindari ulah nakal broker penipu:

Regulasi tidak menjamin keamanan broker
Banyak pihak beranggapan bahwa broker yang sudah teregulasi di negara maju pasti aman. Kenyataannya belum tentu begitu. Seringkali hal ini hanya dijadikan daya tarik agar banyak klien mendaftar di broker tersebut. Padahal, dibalik anggapan umum tentang regulator bergengsi, terdapat fenomena seperti ini:
  1. Selalu ada perbuatan curang yang bisa dilakukan tanpa terdeteksi badan regulator
  2. Broker bisa menyuap regulator agar mau meloloskan perbuatan curang mereka.
  3. Beberapa figur penting yang menjabat di lembaga regulatif justru adalah para pemilik perusahaan perbrokeran.
Maka dari itu, jangan hanya melihat faktor regulasi sebagai komponen utama memilih suatu broker. Pahami pula poin-poin berikutnya untuk bisa lebih mengkonfirmasi keamanan broker.

Testimoni dan review broker
Kesaksian para trader yang sudah pernah merasakan langsung layanan broker bisa menjadi konfirmator utama. Telusuri berbagai testimoni dan review broker, khususnya mengenai 6 trik yang sudah dijelaskan di atas, dan kemudahan deposit serta withdrawal. Ada baiknya juga bila Anda mampu membedakan mana yang komplain nyata dan mana yang sekedar gugatan emosional.

Kenali perbedaan broker market maker dan ECN/STP
Secara mendasar, broker market maker berperan sebagai bandar dan mencari keuntungan dengan melawan trading kliennya. Mereka untung saat Anda loss, dan loss saat Anda untung. Sebaliknya, broker ECN/STP bertindak sebagai perantara dan tidak membuka posisi yang berlawanan dengan kliennya karena tidak mendapat keuntungan apa-apa saat trader loss. Justru, semakin banyak klien yang mendaftar dan mengembangkan profit di akun mereka maka akan semakin menguntungkan bagi broker ECN/STP.

Dari sekilas perbedaan di atas, jelas bahwa trik-trik yang menyebabkan order Anda cepat loss dan menambah kerugian seperti stop loss hunting, slippage, requote, dan leverage tinggi, lebih sering terjadi di broker market maker. Jika Anda sudah trading di broker ECN/STP dan masih mengalami kendala-kendala tersebut, bisa jadi status ECN/STP yang dipasang hanyalah kedok semata. Dengan kata lain, broker tersebut hanya market maker yang bersembunyi dibalik topeng ECN/STP untuk menarik minat klien.


Sementara itu, broker ECN/STP juga tak luput dari tuduhan berbuat curang. Menetapkan markup spread adalah contoh trik yang mereka lakukan untuk memperoleh keuntungan lebih. Broker market maker tidak akan melakukan markup spread karena mereka mengontrol sendiri berapa biaya spread yang akan ditetapkan. Untuk memperbesar spread, mereka bisa melakukannya secara langsung tanpa harus menambah markup di spread market yang sebenarnya.

Di luar cara-cara di atas, hanya manipulasi swap-lah yang bisa berlaku di kedua jenis broker. Meski sama-sama berpotensi curang, bagaimanapun trading di broker ECN/STP jauh lebih baik dan aman dibanding broker market maker. Setidaknya, broker jenis ini tidak melawan posisi trading Anda sehingga trik yang dilakukan untuk menambah keuntungan pun lebih sedikit.

Syarat dan ketentuan
Pahami baik-baik dokumen-dokumen broker yang berkaitan dengan syarat dan ketentuan (terms and condition) trading maupun program-program bonus. Broker umumnya menyediakan berkas ini dan bisa diakses di website utama-nya oleh siapa saja.

Jangan langsung percaya
Selepas menelaah suatu broker, jangan dulu daftar akun dengan deposit besar. Ujilah layanan tradingnya dengan akun demo atau akun live yang memungkinkan Anda untuk bertrading dengan resiko minimal.

Jika Terlanjur Daftar Di Broker Curang

Bila Anda terlanjur punya akun live di broker yang bermasalah, solusi tidak hanya terbatas pada 2 pilihan yaitu tarik semua dana dan segera tutup akun trading di broker tersebut. Sebelum memutuskan untuk melakukan kedua langkah ekstrim itu, pertimbangkan dulu 2 hal berikut ini:
  • Saat Anda merasa dirugikan broker, pelajari dulu apa penyebab kerugian tersebut. Terapkanlah tips mengenali kegagalan trading yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah itu, pahami ulang syarat dan ketentuan trading yang ditetapkan broker. Jika dalam dokumennya ada detail yang dapat "membenarkan" tindakan curang broker dan terlewat dari perhatian Anda, maka broker tidak bisa disalahkan. Anda mesti siap menanggung resiko keteledoran Anda sendiri. Segera tarik dana dan tutup akun trading di broker tersebut.
  • Jika Anda sudah mengkonfirmasi aksi curang broker tidak bisa "dibenarkan" di daftar syarat dan ketentuannya, maka segera kirimkan komplain ke CS broker. Anda bisa bersikap tegas, namun jangan bertindak kasar. Terangkan permasalahan Anda dan sertakan bukti-bukti. Sebutkan pula tindakan yang akan Anda perbuat bila tidak ada respon berarti dari broker. Ancaman tersebut bisa berupa publikasi kecurangan broker di situs online, pelaporan ke badan regulator, atau menandai broker tersebut di situs-situs khusus yang membahas broker scam.
http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

  1. Dengan segala fasilitas telah di berikan ACY meamng dimana terbaik juga nih, namun dimana setelah ane lihat website nya ACY, ternyata dimana dalam layanan berbahasanya kurang, dan juga juga leverage nya yang kecil, semoga aja deh untuk ACY ini dapat di kembangkan lagi agar nanti ane dan trader yang lain nya dapat lebih tertarik untuk uji coba gabung di ACY ini

    BalasHapus

 
Top