0
Level target profit atau take profit biasanya ditentukan setelah resiko, dengan risk/reward ratio yang kita rencanakan. Namun dalam kenyataan target profit relatif bergantung pada kondisi pergerakan pasar. Trader pemula biasanya menentukan level target profit dengan perkiraan semata atau berdasarkan emosi, tanpa membaca pola pergerakan harga yang mungkin bisa terjadi. Pada artikel ini dicontohkan cara menentukan target profit sekaligus memutuskan untuk exit dengan cara sederhana, relatif mudah tetapi cukup efektif,  yaitu dengan melihat setup price action sebagai sinyal serta indikator moving average sebagai pendukung.

Target profit yang ditentukan dengan emosi dan dengan logika
Pada kenyataannya banyak trader yang menentukan level target profitnya dengan emosi dan tidak mengikuti rencana strategi exit yang telah disepakati. Yang pertama: keluar pasar sebelum waktunya. Alasan yang umum adalah khawatir tidak kebagian profit, sehingga profit yang diperoleh hanya sebagian saja dari yang seharusnya bisa didapatkan. Kedua: memperkirakan pasar akan bergerak sesuai harapan sehingga profit yang seharusnya bisa diperoleh jadi hilang, seperti contoh berikut ini:


Kita memperoleh sinyal untuk entry dari pin bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level support sekaligus sebagai sinyal penerusan arah trend (uptrend), dan kita bisa membuka posisi buy. Harga terus bergerak diatas garis moving average (biasanya ema-8 dan ema-21 daily) sebagai level support dinamis. Ketika beberapa hari kemudian harga telah mulai menembus garis moving average dan membentuk level resistance (garis horisontal atas), secara logika dan mudah bisa artikan bahwa pergerakan harga telah mengalami penolakan pada level resistance yang baru terbentuk tersebut. Hal ini bisa dilihat dari harga penutupan hari itu yang berada dibawah level harga pembukaan (bar candlestick warna hitam), dan merupakan sinyal untuk exit, atau menggeser level stop loss untuk memaksimalkan profit (bisa dengan memanfaatkan fasilitas trailing stop yang tersedia pada platform trading).

Harga bergerak turun dan kemudian mengalami penolakan kembali oleh garis moving average berikutnya sehingga ada kemungkinan untuk terus rally. Jika Anda telah exit pada bar sebelumnya mungkin tidak begitu risau, tetapi yang masih dalam posisi tentu agak cemas, apakah mungkin harga akan kembali naik? Rasa cemas dan khawatir adalah salah satu contoh keterlibatan emosi dalam trading, dalam hal ini mungkin karena tidak memperhatikan sinyal exit dari pergerakan harga (price action) hingga terlambat exit, atau karena rasa greed (serakah) untuk memperoleh profit sebanyak-banyaknya, yang juga tak lepas dari pengaruh emosi.

Jika Anda masih dalam posisi dan tetap mengamati pasar, pada hari berikutnya terbentuk setup pin bar lagi (meski kurang signifikan) dan mengalami rejection oleh garis moving average periode yang lebih panjang (warna abu-abu). Pasar memang ajang pertarungan antara bullish dan bearish. Jika yang bullish menang, maka harga akan bergerak keatas dan sebaliknya. Karena pasar telah membentuk level resistance, maka kita mesti hati-hati ketika harga mendekati level tersebut. Bisa breakout, false break (sinyal break palsu) atau berbalik arah. Dalam contoh diatas, pada hari berikutnya ternyata gerak harga mengalami rejection di level resistance tersebut, disusul dengan terbentuknya formasi engulfing bearish yang menembus batas-batas kedua indikator moving average. Isyarat pasar sudah jelas, kemungkinan besar harga akan bergerak turun. Disini adalah point kritis untuk exit.

Sebagai catatan, ini hanyalah contoh jika Anda entry pada kondisi pasar seperti diatas, dan Anda mengamati pergerakan pasar dari hari ke hari. Target profit juga bisa ditentukan bersamaan dengan setting risk/reward ratio ketika entry dengan batas-batas acuan yang jelas, lazimnya level-level support atau resistance kunci, dan Anda tidak mesti selalu mengamati pasar sampai level yang telah Anda tetapkan tercapai, atau sebaliknya. Pada contoh diatas kebetulan tidak tampak level resistance kunci sebagai acuan target take profit, namun Anda tetap bisa memutuskan level exit yang sederhana dan efektif dengan mengamati pergerakan harga (price action) dari hari ke hari.


Menentukan target profit pada kondisi pasar trending

Jika kondisi pasar sedang trending dengan kuat (bisa dilihat dari indikator moving average atau ADX), maka cara yang cukup efektif untuk memaksimalkan profit adalah dengan menggunakan teknik trailing stop. Tidak ada kaidah yang baku dalam menerapkan trailing stop. Bergantung pada besarnya resiko atau level stop loss yang telah Anda tetapkan, teknik trailing stop loss membuat Anda ‘mengunci’ profit yang telah Anda peroleh tanpa dibatasi oleh level target profit tertentu.

Dengan kondisi pasar yang bergerak dengan trend yang cukup kuat, sebaiknya Anda tidak membatasi level target profit karena biasanya pasar akan cenderung menembus level support atau resistance kunci, dan jika Anda berhenti untuk take profit pada level kunci tersebut, tentu Anda akan kehilangan peluang untuk profit yang lebih besar. Berikut contoh penerapan teknik trailing stop pada AUD/USD daily yang sedang trending up:


Pada contoh diatas indikator pendukung adalah exponential moving average (ema) 8 dan ema-21 daily. Anda bisa entry dengan sinyal pin bar yang mengalami rejection, atau dengan sinyal inside bar yang terjadi sesudahnya. Trailing stop loss bisa ditentukan pada level antara band ema-8 daily dan ema-21 daily. Jika trend pasar makin kuat, maka jarak antara garis ema-8 daily dan ema-21 daily akan makin lebar, dan level trailing stop loss kita tentu juga akan makin besar sebanding dengan level target profit yang akan kita kunci (locking profit).

Menentukan target profit pada kondisi pasar sideways (ranging)
Menentukan level target profit pada kondisi pasar sideways (ranging) relatif lebih mudah terutama jika kita telah mengetahui batas-batas range-nya. Dalam hal tidak ada sinyal yang mengisyaratkan harga akan break pada level support atau resistance-nya, maka cara yang paling aman adalah menentukan level target beberapa pip diatas level support atau beberapa pip dibawah level resistance-nya. Berikut contoh pada GBP/USD daily:


Dalam contoh diatas level entry bisa pada 50% dari level pin bar yang mengalami rejection oleh resistance, dan level target profit ditentukan beberapa pip diatas level support. Jika kemudian ternyata tampak sinyal yang mengisyaratkan batas-batas range akan break (dalam hal ini jika level support akan break), maka kita bisa membuka posisi baru dengan level stop loss dan target profit yang berbeda.

Penggunaan risk/reward ratio
Dalam kasus pada dua contoh diatas, kita tidak harus menentukan risk/reward ratio. Pada contoh penggunaan trailing stop, risk/reward ratio akan membatasi level target profit hingga tidak maksimum, disamping profit yang telah kita peroleh tidak terkunci. Perlu diketahui bahwa penggunaan teknik trailing stop pada beberapa platform trading mengharuskan komputer Anda selalu ‘on’. Anda juga bisa menggunakan trailing stop manual dengan setiap kali menggeser level stop loss sesuai dengan keinginan. Dalam hal kondisi pasar yang benar-benar sideways, batas-batas range sudah jelas sehingga akan cukup riskan bila take profit diluar range tersebut.

Anda bisa juga menggunakan risk/reward ratio untuk menentukan level target profit, tetapi kita tidak bisa tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada pergerakan pasar selanjutnya. Pada umumnya jika kita tahu pasar sedang trending dengan kuat atau sedang bergerak sideways, cara menentukan level target profit seperti pada contoh diatas akan lebih efektif.


Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top