Apakah Anda pernah mendengar analis yang berkata, "AUDUSD sedang overbought dan karena itu sebentar lagi akan mengalami koreksi" atau "EURNZD sedang oversold dan karena itu akan bouncing"? Apakah Anda mengetahui maksud pernyataan tersebut?
Istilah "Overbought" dan "Oversold" digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar yang diukur dengan indikator teknis yang juga disebut osilator atau occillator. Dua contoh osilator yang sudah populer di antara para trader adalah Stochastics dan RSI. Osilator adalah sebuah indikator momentum yang digunakan untuk mengukur harga dengan cara membandingkan harga pair mata uang dan harga historisnya dalam periode waktu tertentu.
Skala kedua indikator tersebut antara 0 sampai 100. Ketika Stochastics mencapai tingkat 80, market dianggap overbought dan ketika Stochastics mencapai tingkat 20, market dianggap oversold. RSI menggunakan skala yang sama yaitu 0 sampai 100, tetapi nilai untuk overbought adalah 70, sementara nilai untuk oversold adalah 30. Ide dasarnya adalah ketika market mencapai titik over, kesempatan terjadinya pembalikan menjadi semakin besar. Namun, tidak berarti bahwa pembalikan sudah dekat.
Market yang berada dalam uptrend yang kuat akan tetap berada dalam kondisi overbought untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, market yang berada dalam downtrend yang kuat akan tetap berada dalam kondisi oversold untuk jangka waktu yang lama. Osilator memiliki nilai yang lebih terbatas ketika trending daripada ketika sideway.
Namun, ketika harga market cenderung menurun dan osilator bergerak naik menuju overbought, pembalikan sulit terjadi. Sebaliknya, ketika market berada dalam uptrend dan osilator bergerak ke oversold, pembalikan lebih mungkin terjadi. Berikut ini adalah contoh penggunaan grafik harian EURCAD. Nilai 15,5,5 juga diplot pada grafik yang menggunakan Stochastics Low.
Anda dapat melihat bahwa ketika market berada dalam downtrend, indikator Stochastics bekerja lebih lama daripada ketika dalam kondisi oversold. Oversold biasanya terjadi dalam market yang mengalami downtrending kuat. Demikian juga halnya ketika Stochastics bergerak naik ke kondisi overbought, market cenderung membalikkan harga dan bergerak ke arah tren yang baru.
Ini adalah salah satu cara bagaimana trader menggunakan indikator untuk mengidentifikasi peluang trading. Kunci dari ilustrasi di atas adalah market cenderung menurun. Setelah itu, kita tinggal mencari sinyal jual yang bergerak turun dari titik 89 pada Stochastics Low.
Jika market berada dalam kondisi uptrend, maka yang dicari oleh trader adalah titik oversold pada daerah 20. Jadi, sementara osilator bermanfaat untuk mengidentifikasi peluang trading saat tren dan arah pada indikator memiliki kecenderungan yang sama, maka kemungkinan besar sinyal yang diberikan valid
Sumber:
Dailyfx.com
http://www.seputarforex.com/
Istilah "Overbought" dan "Oversold" digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar yang diukur dengan indikator teknis yang juga disebut osilator atau occillator. Dua contoh osilator yang sudah populer di antara para trader adalah Stochastics dan RSI. Osilator adalah sebuah indikator momentum yang digunakan untuk mengukur harga dengan cara membandingkan harga pair mata uang dan harga historisnya dalam periode waktu tertentu.
Skala kedua indikator tersebut antara 0 sampai 100. Ketika Stochastics mencapai tingkat 80, market dianggap overbought dan ketika Stochastics mencapai tingkat 20, market dianggap oversold. RSI menggunakan skala yang sama yaitu 0 sampai 100, tetapi nilai untuk overbought adalah 70, sementara nilai untuk oversold adalah 30. Ide dasarnya adalah ketika market mencapai titik over, kesempatan terjadinya pembalikan menjadi semakin besar. Namun, tidak berarti bahwa pembalikan sudah dekat.
Market yang berada dalam uptrend yang kuat akan tetap berada dalam kondisi overbought untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, market yang berada dalam downtrend yang kuat akan tetap berada dalam kondisi oversold untuk jangka waktu yang lama. Osilator memiliki nilai yang lebih terbatas ketika trending daripada ketika sideway.
Namun, ketika harga market cenderung menurun dan osilator bergerak naik menuju overbought, pembalikan sulit terjadi. Sebaliknya, ketika market berada dalam uptrend dan osilator bergerak ke oversold, pembalikan lebih mungkin terjadi. Berikut ini adalah contoh penggunaan grafik harian EURCAD. Nilai 15,5,5 juga diplot pada grafik yang menggunakan Stochastics Low.
Anda dapat melihat bahwa ketika market berada dalam downtrend, indikator Stochastics bekerja lebih lama daripada ketika dalam kondisi oversold. Oversold biasanya terjadi dalam market yang mengalami downtrending kuat. Demikian juga halnya ketika Stochastics bergerak naik ke kondisi overbought, market cenderung membalikkan harga dan bergerak ke arah tren yang baru.
Ini adalah salah satu cara bagaimana trader menggunakan indikator untuk mengidentifikasi peluang trading. Kunci dari ilustrasi di atas adalah market cenderung menurun. Setelah itu, kita tinggal mencari sinyal jual yang bergerak turun dari titik 89 pada Stochastics Low.
Jika market berada dalam kondisi uptrend, maka yang dicari oleh trader adalah titik oversold pada daerah 20. Jadi, sementara osilator bermanfaat untuk mengidentifikasi peluang trading saat tren dan arah pada indikator memiliki kecenderungan yang sama, maka kemungkinan besar sinyal yang diberikan valid
Sumber:
Dailyfx.com
http://www.seputarforex.com/
Posting Komentar