Kita akan membahas mengenai penambahan posisi dalam trading yang sedang dalam posisi untung tanpa memperbesar resiko. Cara ini disebut dengan 'scale in' atau 'pyramid'. Pada prinsipnya, dengan cara ini kita membuka posisi baru sebagai tambahan pada posisi kita sebelumnya yang sudah untung dan masih dalam keadaan open, tanpa memperbesar resiko, bahkan bisa tanpa resiko, dan menambah potensi keuntungan kita. Acapkali strategi ini bisa berjalan dengan baik. (Note: 'scale in' atau 'pyramiding in' bisa diartikan dengan penambahan posisi)
Jika kita lihat EUR/USD dan mata uang utama lainnya dalam beberapa minggu terakhir ini (misal pada 31 Mei 2012) tampak bahwa pergerakan harganya sangat menunjang untuk menerapkan strategi scale in atau pyramid. Kondisi pasar seperti itu jarang terjadi, dan kita bisa selalu mengamati pasar dan menambah posisi dalam trading tanpa memperbesar resiko.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
Ada ungkapan 'cut kerugian sekecil mungkin dan biarkan keuntungan sebesar mungkin', tapi bagaimana kita menerapkannya? Disini kita akan melihat bagaimana cara scale in yang benar pada posisi trading yang sedang untung sehingga kita bisa memaksimalkan keuntungan. Jika kita cermati, pergerakan beberapa mata uang utama belakangan ini menunjukkan pergerakan trend yang begitu bagus. Dengan memanfaatkan pergerakan trend yang kuat tersebut kita bisa menerapkan strategi ini untuk memaksimalkan keuntungan dalam trading.
Cara aman untuk scale in pada posisi trading yang sedang untung
Pada dasarnya ada 2 cara untuk menambah posisi pada suatu posisi trading yang sedang untung dan masih open:
1. Cara yang kurang bijak: scale in ke posisi trading, tetapi tidak merubah level stop loss keatas atau kebawah untuk memperkecil resiko sebelumnya, sehingga bisa malahan menambah resiko, yang semestinya kita hindari.
2.Cara smart: scale in ke posisi trading pada level yang telah kita tentukan, dan dengan mengubah-ubah level stop loss setiap kali kita masuk posisi baru, sehingga resiko kita tidak akan pernah lebih dari yang telah kita sepakati, misalnya kita namakan 1R (1R=besarnya resiko per trade)
Satu hal yang perlu diketahui dalam menggunakan cara pyramid: jangan karena kita punya kesempatan untuk scale in pada posisi trading yang sedang untung maka kita harus melakukannya. Cara ini tidak selalu mulus bisa berjalan dengan baik. Pada umumnya kita bisa menggunakan cara pyramid ini bila trend pergerakan harga pasar sangat kuat, atau pada pergerakan harga intra-day yang kencang. Tetapi jika keadaan market sedang ranging (bergerak dalam range tertentu) atau trending tapi cenderung choppy, trendnya lemah dan meragukan, tidak dianjurkan untuk menggunakan cara ini.
Karena kita akan membuka posisi-posisi baru, maka kalau pergerakan harga pasar sesuai prediksi, breakeven point keseluruhan posisi tersebut tentu akan semakin mendekati harga pasar saat ini (running price). Untuk meminimalkan kerugian jika ternyata harga bergerak berlawanan, kita bisa merubah level stop loss posisi kita sebelumnya, agar resiko 1R yang telah kita tentukan tidak bertambah. Banyak trader yang menemui kesulitan ketika menggunakan cara ini karena tidak merubah level stop lossnya untuk mengurangi resiko.
1. Cara yang kurang bijak: scale in ke posisi trading, tetapi tidak merubah level stop loss keatas atau kebawah untuk memperkecil resiko sebelumnya, sehingga bisa malahan menambah resiko, yang semestinya kita hindari.
2.Cara smart: scale in ke posisi trading pada level yang telah kita tentukan, dan dengan mengubah-ubah level stop loss setiap kali kita masuk posisi baru, sehingga resiko kita tidak akan pernah lebih dari yang telah kita sepakati, misalnya kita namakan 1R (1R=besarnya resiko per trade)
Satu hal yang perlu diketahui dalam menggunakan cara pyramid: jangan karena kita punya kesempatan untuk scale in pada posisi trading yang sedang untung maka kita harus melakukannya. Cara ini tidak selalu mulus bisa berjalan dengan baik. Pada umumnya kita bisa menggunakan cara pyramid ini bila trend pergerakan harga pasar sangat kuat, atau pada pergerakan harga intra-day yang kencang. Tetapi jika keadaan market sedang ranging (bergerak dalam range tertentu) atau trending tapi cenderung choppy, trendnya lemah dan meragukan, tidak dianjurkan untuk menggunakan cara ini.
Karena kita akan membuka posisi-posisi baru, maka kalau pergerakan harga pasar sesuai prediksi, breakeven point keseluruhan posisi tersebut tentu akan semakin mendekati harga pasar saat ini (running price). Untuk meminimalkan kerugian jika ternyata harga bergerak berlawanan, kita bisa merubah level stop loss posisi kita sebelumnya, agar resiko 1R yang telah kita tentukan tidak bertambah. Banyak trader yang menemui kesulitan ketika menggunakan cara ini karena tidak merubah level stop lossnya untuk mengurangi resiko.
Sebagai contoh, kita perhatikan EUR/USD yang sedang bergerak downtrend seperti pada gambar berikut :
Kita open sell pada harga 1.2550. Terlihat jelas bahwa 1.2625 adalah level yang kuat dan bisa dianggap sebagai key level, dan kita bisa menentukan stop loss diatas level ini, misalnya di 1.2650. Kita selalu dianjurkan untuk memasang stop loss terlebih dahulu sebelum menentukan target keuntungan, karena risk management sebetulnya adalah hal yang paling penting dalam forex trading. Kita tidak akan pernah memperoleh keuntungan yang memadai tanpa menerapkan risk management dengan benar pada setiap posisi trading kita.
Disini tidak tampak level support yang signifikan kecuali level 1.1900 pada periode sebelumnya (bisa dilihat pada chart weekly EUR/USD), sehingga kita bisa leluasa untuk menentukan target profit yang lebih besar sambil memprediksi apakah trend akan berbalik. Misalkan kita tentukan resiko sebesar $200, dengan open 2 mini lot pada level 1.2550, maka stop loss kita adalah 100 pip. Resiko kita: 100 pip X 2 mini lot (1 mini lot=$1 per pip)= $200
Kita tentukan risk/reward ratio sebesar 1:3, berarti target profitnya 300 pip pada level 1.2250.
Rencana kita akan menambah 2 posisi lagi. Pertama jika telah untung 100 pip dan kedua jika keuntungan mencapai 200 pip. Cara ini bisa diterapkan karena pergerakan downtrend yang sangat kuat dan dari analisa kita masih akan berlanjut.
Disini tidak tampak level support yang signifikan kecuali level 1.1900 pada periode sebelumnya (bisa dilihat pada chart weekly EUR/USD), sehingga kita bisa leluasa untuk menentukan target profit yang lebih besar sambil memprediksi apakah trend akan berbalik. Misalkan kita tentukan resiko sebesar $200, dengan open 2 mini lot pada level 1.2550, maka stop loss kita adalah 100 pip. Resiko kita: 100 pip X 2 mini lot (1 mini lot=$1 per pip)= $200
Kita tentukan risk/reward ratio sebesar 1:3, berarti target profitnya 300 pip pada level 1.2250.
Rencana kita akan menambah 2 posisi lagi. Pertama jika telah untung 100 pip dan kedua jika keuntungan mencapai 200 pip. Cara ini bisa diterapkan karena pergerakan downtrend yang sangat kuat dan dari analisa kita masih akan berlanjut.
Harga ternyata bergerak sesuai prediksi, dan kita akan scale in lagi pada level 1.2450 sebanyak 2 mini lot (20k), sehingga position size kita sekarang adalah 40k atau $4 per pip. Jika target profit kita 1.2250 kena, maka potensi reward bertambah menjadi $1000. Karena kita telah menggeser stop loss ke bawah pada level 1.2550 dan mengatur stop loss posisi yang baru tersebut pada level yang sama, maka posisi kita sebelumnya kini telah breakeven. Resiko keseluruhan tetap $200.
Kita akan terapkan strategi pyramid ini dengan open posisi sell 2 mini lot lagi pada level 1.2350 sehingga total posisi kita sekarang adalah 60k atau $6 per pipnya. Jika target profit pada 1.2550 kena, potensi reward kita adalah $1200, atau 2 kali dari saat awal open posisi. Bagaimana dengan resiko kita?
Stop loss kedua posisi bisa digeser ke 1.2450 sehingga kita telah mengunci keuntungan $200 pada posisi pertama, sedang posisi kedua breakeven. Dengan demikian resiko yang $200 pada posisi pertama telah terkompensasi menjadi $0, atau breakeven trade. keuntungan akan lebih besar jika semua posisi kita breakeven. Yang menarik disini adalah kita bisa menambah keuntungan kita tanpa memperbesar resiko.
Harga masih bergerak sesuai prediksi kita dan target profit 1.2250 kena. Ketiga posisi tersebut sekarang kita tutup dan risk/reward ratio bersih adalah 1:6. Resiko kita tidak akan pernah melebihi $200 seperti yang telah kita tentukan sebelumnya yakni sebesar 1R, sedang keuntungan yang diperoleh adalah $1200.
Contoh ini menunjukkan bagaimana kita memperoleh manfaat dari trend gerakan harga pasar yang begitu kuat:
Stop loss kedua posisi bisa digeser ke 1.2450 sehingga kita telah mengunci keuntungan $200 pada posisi pertama, sedang posisi kedua breakeven. Dengan demikian resiko yang $200 pada posisi pertama telah terkompensasi menjadi $0, atau breakeven trade. keuntungan akan lebih besar jika semua posisi kita breakeven. Yang menarik disini adalah kita bisa menambah keuntungan kita tanpa memperbesar resiko.
Harga masih bergerak sesuai prediksi kita dan target profit 1.2250 kena. Ketiga posisi tersebut sekarang kita tutup dan risk/reward ratio bersih adalah 1:6. Resiko kita tidak akan pernah melebihi $200 seperti yang telah kita tentukan sebelumnya yakni sebesar 1R, sedang keuntungan yang diperoleh adalah $1200.
Contoh ini menunjukkan bagaimana kita memperoleh manfaat dari trend gerakan harga pasar yang begitu kuat:
Kenapa tidak keluar selagi masih untung ?
Mungkin kita berfikiran untuk keluar dari pasar selagi masih untung. Saya berpendapat hal itu kurang bijaksana sebab jika kita keluar saat harga masih bergerak sesuai prediksi, berarti kita hanya akan mendapatkan sebagian saja dari keuntungan yang seharusnya bisa didapatkan. Jika kita keluar selagi masih untung berarti kita dengan sengaja membatasi keuntungan, sedang dalam trading, kita dianjurkan untuk benar-benar memaksimalkan keuntungan sambil tetap membatasi resiko.
Sebagai penutup, perlu digaris bawahi bahwa kita tidak harus scale in pada tiap trade yang sedang untung. Harus dipertimbangkan apakah potensi arah trend dan kekuatannya mendukung prediksi kita, jadi tidak hanya sekedar untung-untungan saja.
Sebagai penutup, perlu digaris bawahi bahwa kita tidak harus scale in pada tiap trade yang sedang untung. Harus dipertimbangkan apakah potensi arah trend dan kekuatannya mendukung prediksi kita, jadi tidak hanya sekedar untung-untungan saja.
Jika kita lihat EUR/USD dan mata uang utama lainnya dalam beberapa minggu terakhir ini (misal pada 31 Mei 2012) tampak bahwa pergerakan harganya sangat menunjang untuk menerapkan strategi scale in atau pyramid. Kondisi pasar seperti itu jarang terjadi, dan kita bisa selalu mengamati pasar dan menambah posisi dalam trading tanpa memperbesar resiko.
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com
http://www.seputarforex.com/
Posting Komentar