Stop loss (SL) menurut arti katanya adalah menghentikan kerugian. Dalam forex trading, istilah stop loss adalah menutup posisi yang sedang rugi pada level tertentu dikarenakan kita memprediksi bahwa jika posisi tidak di tutup maka kerugian akan bertambah besar.
Banyak trader yang mengalami loss besar karena tidak menggunakan stop loss walaupun sebenarnya mereka mengerti bahayanya bila trading tanpa pelindung. Sering kali profit yang telah diperoleh dengan menghimpun pip demi pip selama beberapa hari bahkan beberapa minggu hilang begitu saja dalam sekejap karena loss yang tidak terbendung.
Akan tetapi, stop loss bukanlah alat trading favorit dan banyak trader yang enggan menggunakannya karena berkaitan dengan jumlah kerugian yang mesti ditanggung. Stop loss masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Betapa tidak, setiap open posisi yang ter-liquid dengan stop loss dan bukan take profit (TP) jelas akan mengalami kerugian. Sering terjadi ketika hampir TP, harga malah berbalik dan langsung menyambar SL. Hal itu sering sekali dijumpai pada trading kita di forex.
Namun bagi trader profesional dan trader yang telah berpengalaman, stop loss adalah senjata trading yang sangat powerful dan selalu mereka gunakan setiap kali masuk pasar. Dengan pengalaman menggunakan stop loss, mereka mampu menghasilkan profit yang konsisten dalam kurun waktu tertentu. Di sini, kita akan mempelajari bagaimana sih menentukan stop loss yang ideal, sehingga trading akan terasa nyaman dan tenang.
Menentukan Stop Loss
Dengan memperhitungkan pentingnya faktor analisa dan penggunaan money management, stop loss dapat ditentukan dengan berbagai metode. Beberapa cara yang sering digunakan antara lain:
1. Memanfaatkan equity stop
Strategi money management, adalah peraturan yang seolah telah menjadi mitos bahwa resiko maksimum sebaiknya tidak melebihi 2 persen sampai 3 persen dari total equity atau balance per trade. Berdasarkan peraturan ini, trader menghitung stop loss setelah menentukan besarnya trading lot sesuai dengan resiko maksimum yang disepakati.
2. Berdasarkan pola Market
Cara ini sering digunakan dan didasarkan pada pola-pola pergerakan harga dengan level support dan resistance, serta kadang-kadang dikombinasikan dengan indikator untuk konfirmasinya. Pada pokoknya cara ini menggunakan dua pendekatan yang berbeda yaitu stop loss didasarkan level support dan resistance, seperti level-level Fibonacci retracement ataupun garis trend.
3. Margin stop
Dengan cara ini trader menentukan besarnya stop loss berdasarkan nilai margin call dari total balancenya, sehingga jika level stop lossnya kena, sisa uang yang ada di account tradingnya hanya margin awal saat buka posisi. Dengan kata lain, trader tersebut berspekulasi habis-habisan pada posisi yang ia buka.
4. Berdasarkan volatilitas pasar
Pada kondisi pasar yang bergejolak trader menetapkan stop loss yang cukup besar guna menghindari noise ataupun loncatan harga yang mungkin terjadi dan berdampak merugikan. Sebaliknya pada saat kondisi pasar tenang dan volatilitas rendah, stop loss tidak perlu terlalu besar untuk mengantisipasi percepatan gerak harga yang terjadi kemudian.
Itulah beberapa cara menentukan stop loss yang bisa digunakan dalam trading kita, yang harus diperhatikan adalah bahwa harus ada sedikit jarak antara level entry dengan yang dijadikan acuan penentuan level stop loss sehingga tidak sampai terjadi market yang terlalu cepat menyentuh stop loss.
Mengingat pentingnya stop Loss untuk kesuksesan trading kita, maka Anda sebagai trader harus mempertimbangkan faktor stop Loss disetiap open posisi yang dilakukan. Jika tidak menggunakan stop loss, maka secara tidak langsung hasil trading Anda akan bergantung pada "belas kasihan" pasar. Seharusnya Anda-lah yang menentukan nasib kapital diri Anda sendiri, bukannya market.
1. Memanfaatkan equity stop
Strategi money management, adalah peraturan yang seolah telah menjadi mitos bahwa resiko maksimum sebaiknya tidak melebihi 2 persen sampai 3 persen dari total equity atau balance per trade. Berdasarkan peraturan ini, trader menghitung stop loss setelah menentukan besarnya trading lot sesuai dengan resiko maksimum yang disepakati.
2. Berdasarkan pola Market
Cara ini sering digunakan dan didasarkan pada pola-pola pergerakan harga dengan level support dan resistance, serta kadang-kadang dikombinasikan dengan indikator untuk konfirmasinya. Pada pokoknya cara ini menggunakan dua pendekatan yang berbeda yaitu stop loss didasarkan level support dan resistance, seperti level-level Fibonacci retracement ataupun garis trend.
3. Margin stop
Dengan cara ini trader menentukan besarnya stop loss berdasarkan nilai margin call dari total balancenya, sehingga jika level stop lossnya kena, sisa uang yang ada di account tradingnya hanya margin awal saat buka posisi. Dengan kata lain, trader tersebut berspekulasi habis-habisan pada posisi yang ia buka.
4. Berdasarkan volatilitas pasar
Pada kondisi pasar yang bergejolak trader menetapkan stop loss yang cukup besar guna menghindari noise ataupun loncatan harga yang mungkin terjadi dan berdampak merugikan. Sebaliknya pada saat kondisi pasar tenang dan volatilitas rendah, stop loss tidak perlu terlalu besar untuk mengantisipasi percepatan gerak harga yang terjadi kemudian.
Itulah beberapa cara menentukan stop loss yang bisa digunakan dalam trading kita, yang harus diperhatikan adalah bahwa harus ada sedikit jarak antara level entry dengan yang dijadikan acuan penentuan level stop loss sehingga tidak sampai terjadi market yang terlalu cepat menyentuh stop loss.
Mengingat pentingnya stop Loss untuk kesuksesan trading kita, maka Anda sebagai trader harus mempertimbangkan faktor stop Loss disetiap open posisi yang dilakukan. Jika tidak menggunakan stop loss, maka secara tidak langsung hasil trading Anda akan bergantung pada "belas kasihan" pasar. Seharusnya Anda-lah yang menentukan nasib kapital diri Anda sendiri, bukannya market.
Sumber:
http://www.futuresgalleriablog.com
http://siembah.com
http://www.seputarforex.com
http://www.futuresgalleriablog.com
http://siembah.com
http://www.seputarforex.com
Posting Komentar