0
Metode Management Modal memiliki berbagai variasi, dua diantaranya adalah "add winning" dan "add losing". Add winning, atau menambah pada posisi untung, bisa dilakukan dengan menggunakan asumsi penggandaan naik (doubling up), seperti Pyramiding ataupun dengan metode Anti Martingale. Sedangkan add losing, atau menambah pada posisi rugi, akan masuk dalam dua kategori management modal: menggunakan prinsip penggandaan menurun (doubling down) seperti Martingale, atau menerapkan Averaging.


Martingale
Dalam dunia management modal trading, Martingale dapat diartikan sebagai proses dalam mendapatkan keuntungan sekaligus menutup kerugian melalui penggandaan modal. Setiap kali nilai management modal kita menurun, ukuran transaksi yang dilakukan setelahnya akan ditingkatkan. Dengan kata lain, management modal Martingale memilki karakter dasar: resiko meningkat sesuai dengan bertambahnya kerugian. 


Apabila seorang trader mengalami kerugian dalam suatu transaksi berukuran 1 lot, maka lot dalam transaksi kedua harus diperbesar, dalam hal ini menjadi 2 lot. Jika transaksi kedua gagal lagi, maka lot yang dibuka di transaksi ketiga adalah dua kali lipat transaksi kedua (4 lot). Berikut ini contohnya:


Tabel di atas menjelaskan contoh dimana anda membeli 1 lot EUR/USD pada harga 1.2960 dan menggandakan jumlah lot pada setiap penurunan 30 pip (2 lot pada level 1.2930, 4 lot pada 1.2900 dan seterusnya). Sehingga pada transaksi keenam, jumlah total lot akan menjadi 63 lot dengan harga rata-rata 1.2839. Metode management modal Martingale hanya membutuhkan sekali menang untuk menutupi kerugian-kerugian dari posisi trading sebelumnya sekaligus meraup keuntungan. Jika ternyata untung, maka profit akan berlipat-lipat. Apabila lima transaksi sebelumnya rugi, maka dapat ditutupi dengan keuntungan dari transaksi keenam.

Resikonya terletak pada jumlah modal yang terbatas, sehingga Anda tidak bisa terus menerus melipatgandakan lot selama harga di chart belum mencapai target. Jika hingga transaksi keenam ternyata masih gagal juga, padahal persediaan modal anda sudah menipis, maka Anda beresiko terkena margin call dan mengalami kerugian luar biasa besar. Dengan kondisi seperti itu, maka seorang trader harus selalu berhati-hati dalam memainkan strategi martingale. Tren market dapat menghabiskan equity yang anda miliki, sehingga perlu ada batasan jumlah transaksi. Sistem Martingale seperti ini adalah yang paling populer dan telah banyak diadopsi oleh Automatic Trading System/Expert Advisor (robot).

Anti Martingale

Metode manajemen model ini kontras dengan Martingale. Anti Martingale berarti tidak akan menggandakan posisi saat kita mengalami kerugian, karena penambahan transaksi hanya akan dilakukan jika posisi dalam keadaan profit. Jadi, resiko manajemen modal akan ditingkatkan sesuai dengan penambahan keuntungan. Tujuannya adalah agar perolehan keuntungan yang dicapai semakin tinggi. Metode anti martingale memiliki keunggulan dalam menciptakan keuntungan yang menggelinding makin lama makin besar, layaknya bola salju. Semakin jauh perjalanannya, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diraih. Namun sangat penting untuk membatasi jumlah dalam transaksi, karena kegagalan satu trade dapat mengakibatkan kerugian yang besar pula. 


Sebagai contoh, dapat Anda lihat pada tabel diatas, dimana Anda membatasi transaksi hingga posisi kelima. Anda membeli EUR/USD pertama kali pada kisaran harga 1.2900 dan menggandakan lot untuk setiap kenaikan 50 pips, sampai kali kelima dititik level 1.3100 dengan jumlah lot 16. Setelah titik level ini, anda tidak akan menambah posisi kemanapun arah market bergerak, sehingga anda akan memiliki 31 lot dalam posisi terbuka. Kelemahan akan muncul disaat harga mengalami konsolidasi atau reversal. Apabila tidak segera diantisipasi, maka keuntungan yang terakumulasi dengan metode anti martingale akan bisa menghilang kembali dengan cepat. 


Pada gambar diatas ialah contoh dari sebuah transaksi, dimana seorang trader membeli 1 lot EUR/USD pada kisaran harga 1.2900. Pada saat transaksi kelima dimana pergerakan harga sudah mencapai 1.3100, harga tiba-tiba turun sampai ke 1.3050 sebelum posisi order dilikuidasi. Trader tersebut akan menghilangkan sebagian besar profit dan rugi sebesar -2,500 USD. Jika tidak segera diatasi maka loss tersebut akan bertambah besar ketika EUR/USD terus menurun ke 1.2900 (level awal). Dengan demikian, total loss Anda telah mencapai 33,000 USD untuk 31 lot.

Cost Averaging

Definisi metode ini yang paling mudah ialah “menambah pada posisi rugi”. Sekilas, metode management modal ini memiliki mirip dengan Martingale, karena keduanya menitik beratkan penambahan ukuran trading di saat posisi sebelumnya merugi. Namun dalam averaging, trader tidak menggandakan jumlah lot yang diperdagangkan di transaksi kedua dan seterusnya. Dalam transaksi-transaksi berikutnya, trader membuka lot dengan jumlah sama persis dengan transaksi pertama.


Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat pada contoh tabel di atas; seorang trader melakukan open posisi pada pair EUR/USD dan menggunakan metode Cost Averaging 20 poin dalam 6 kali trading. Dapat dilihat bahwa total lot yang ditradingkan hanya berjumlah 6, sesuai dengan jumlah transaksi. Averaging tidak menggunakan prinsip Doubling atau penggandaan posisi, sehingga penambahan keuntungan tidak secepat Martingale.
Namun demikian, potensi kerugian yang ditimbulkan pun tentunya lebih kecil dibandingkan dengan Martingale. Cost Averaging tidak bertujuan untuk menang dari satu transaksi, melainkan lebih ke arah akumulasi posisi yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang. Metode management modal ini sangat sering diaplikasikan ke pasar forex, saham, dan reksa dana, akan tetapi tidak begitu populer di futures karena ada tanggal kadaluarsa.

Pyramid

Sistem management modal Pyramid ialah kebalikan dari metode Cost Averaging, yakni “menambah disaat posisi untung”. Management modal seorang trader akan mengalokasikan dananya sebesar $10,000 untuk trading EUR/USD, dan membeli 2 lot disaat harga 1.2900, dan akan kembali membeli 2 lot jika harga Euro mencapai 1.3000, dan seterusnya. Dari teknik tersebut, maka trader hanya membutuhkan 5 kali transaksi dengan trend bergerak 400 poin untuk membuat return 200%. Coba perhatikan table di bawah ini:


Logika dibalik Pyramid adalah, apabila pasar bergerak sesuai dengan yang diharapkan, maka kemungkinan besar trend sedang terjadi. Oleh karena itu, penambahan posisi perlu dilakukan dengan harapan pasar akan meneruskan arah sesuai trend. Management modal ini bisa sangat powerful dalam menciptakan keuntungan yang kita harapkan. Namun bagaimanapun, setiap metode management modal memiliki kelemahan tersendiri. Pyramid bisa juga mengecewakan jika harga bergerak tidak sesuai dengan perkiraan atau harapan pada sebelumnya

Fixed Fractional Position Sizing

Management modal jenis ini beserta variasinya merupakan metode yang  paling direkomendasikan oleh para trader profesional dan disadari atau tidak, kita telah menggunakan metode manajemen modal ini sejak lama. Secara sederhana, management modal Fixed Fractional adalah penentuan ukuran posisi secara tetap (fixed), berdasarkan persentase management modal tertentu dari jumlah modal.

Sebagai contoh, katakanlah seorang trader memiliki modal 10,000 USD dan menggunakan Fixed Fractional Method sebesar 5 persen. Ia tidak akan menggunakan lebih dari 500 USD (10,000 USD x 0.05) dalam setiap transaksi yang dilakukannya. Berdasarkan perhitungan itu, maka ia hanya akan membuka satu lot ketika total modalnya sebesar 10,000 USD. Namun jika total modalnya bertambah menjadi 20,000 USD, maka ia bisa menggandakan jumlah lot per transaksinya, karena 5 persen dari 20,000 USD adalah 1,000 USD. Sebagai contoh manajemen modal jenis ini, dapat anda lihat pada gambar berikut;


Tabel di atas memperlihatkan bahwa untuk setiap peningkatan modal 10,000 USD, satu lot ekstra dapat ditambah untuk trading, karena setiap lot membutuhkan 1,000 USD sebagai margin. Jika modal meningkat ke 20,000 USD, 2 lot dapat ditradingkan. Namun apabila modal turun balik ke 10,000 USD, hanya 1 lot saja yang diperbolehkan. Semakin tinggi modal, semakin banyak jumlah lot yang bisa digunakan dalam transaksi. Manajemen modal ini mengalokasikan resiko sesuai dengan persentase yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu 5 persen, sehingga 95 persen sisanya bisa menjadi margin untuk mencegah modal tersapu bersih dalam sekejap.

http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top