0
Berikut perbedaan antara dealer dan broker beserta cara kerja masing-masing. Biasanya dealer hanya melayani klien (trader) yang trading dengan jumlah dana yang relatif besar, sedang broker bisa melayani trader dengan dana yang relatif kecil.

Dealer, atau market maker besar
Yang termasuk dalam kategori ini adalah bank-bank besar dan perusahaan investasi besar yang telah teregulasi sebagai perusahaan pialang untuk forex, saham atau jenis investasi lainnya. Perusahaan ini dikategorikan sebagai Futures Commission Merchant atau FCM. Disebut dealer karena mereka memiliki ’’dealing desk’’ atau ’’meja’’ untuk melakukan deal harga beli atau harga jual dengan para klien-nya. Dealing desk adalah metode trading tradisional yang dahulu digunakan oleh bank dan institusi keuangan, namun pada dasarnya dealer menciptakan pasar dari para klien atau nasabahnya sendiri, oleh karena itu disebut dengan ’’market maker’’ atau pencipta pasar.




Dalam memberikan harga beli atau harga jual ke para klien-nya, dealer mempunyai patokan yang tidak jauh berbeda dengan harga pasar yang sebenarnya. Dalam hal spread atau beda harga beli dan harga jual, mereka menggunakan fixed basis atau spread tetap (biasanya pada dealer-dealer besar), dan dynamic spread system, yaitu spread yang berubah-ubah tergantung dari tinggi rendahnya likuiditas. Dealer-dealer tersebut saling berhubungan satu sama lain guna me-manage posisi trading para klien-nya dan juga me-manage resiko. Sering kali dealer melempar order-order klien-nya ke dealer lain yang lebih besar. Dealer, atau market maker memperoleh keuntungan tetap dari besarnya spread, swap, dan jasa layanan lainnya, namun keuntungan besar diperoleh dari kemampuannya me-manage resiko trading.

Broker, atau ’’non dealing desk’’
Broker bertindak sebagai perantara murni antara trader (atau klien) dengan dealer (atau market maker). Dalam hal ini broker meneruskan semua order klien-nya ke dealer melalui sistem komputer tanpa intervensi oleh ’’dealing desk’’, oleh karena itu disebut dengan ’’non dealing desk’’. Semua order klien yang diteruskan ke ’’dealing desk’’ akan langsung dieksekusi oleh dealer. Teknologi ini disebut dengan Straight Through Processing (STP). Keuntungan yang diperoleh broker bisa dari besarnya spread yang ditawarkan (tentu saja lebih tinggi dari dealer) dan jasa layanan trading lainnya.

Tetapi seiring dengan persaingan antar broker untuk mendapatkan klien dari trader retail yang jumlahnya semakin banyak, broker tidak lagi mengambil keuntungan dari besarnya spread, namun mereka memperoleh commission fee dari dealer berdasarkan jumlah transaksi yang mengalir ke ’’dealing desk’’ selama periode waktu tertentu. Oleh karena itu banyak broker yang sangat pro-aktif menawarkan berbagai layanan guna meraup klien dari trader retail. Seperti halnya dealer, broker yang benar juga harus telah teregulasi sebagai perusahaan pialang.
Broker forex jenis ECN (Electronic Communication Network)Broker ECN adalah modifikasi dari broker yang biasa, dan akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai. Broker jenis ECN bertindak sebagai broker antar market maker atau ’’dealing desk’’, dan trader retail juga bisa berpartisipasi. Dalam hal ini broker jenis ECN bekerja dengan mempertemukan penjual dan pembeli secara nyata (via online, realtime). Dalam hal ini besarnya spread ditentukan berdasarkan perbedaan penawaran yang terbaik dari harga jual dan harga beli. Broker jenis ECN memperoleh keuntungan dari biaya per transaksi yang dibebankan ke para klien-nya. Pada sistem ini ditampilkan volume dari masing-masing penawaran harga jual dan penawaran harga beli sehingga bisa diketahui likuiditas pasangan mata uang yang diperdagangkan pada broker ECN tersebut.

(Bersambung)

Sumber : www.fxstreet.com : How to choose a Forex Broker

Memilih Broker Forex Yang Sesuai (5)


http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top