0
Setelah kita mengidentifikasi trend dan menentukan level support dan resistance (bagian 2), maka kita perlu mengetahui indikator yang menunjukkan akan terjadinya perubahan arah trend dan kekuatan sebuah trend.
6. Mengikuti arah garis moving average
Sebenarnya indikator moving average baik yang menggunakan metode simpel (sma) maupun exponential (ema) memberikan sinyal trading yang obyektif, hanya saja sifatnya selalu terlambat (lagging). Indikator ini tidak memprediksi arah trend selanjutnya, hanya memberi petunjuk keadaan trend saat ini sedang up (uptrend) atau down (downtrend). Trader sering terjebak saat pasar sedang sideway (ranging), oleh karenanya dianjurkan untuk melihat arah trend pada time frame yang lebih tinggi sebagai acuan trend utama.
Moving average juga berlaku sebagai level support atau resistance dinamis. Cara yang populer untuk mengetahui sinyal trading adalah dengan menggunakan kombinasi 2 moving average dengan periode yang berbeda. Sinyal trading terjadi jika garis periode yang lebih kecil memotong (cross) garis periode yang lebih besar. Dengan mengikuti arah garis moving average kita trading sesuai dengan arah trend (trend follower).


Beberapa kombinasi moving average yang populer antara lain: sma4 dan 9 daily, sma9 dan 18 daily, sma5 dan 20 daily, sma8 dan 21 daily, sma40 dan 100 daily dan sma144 dan 200 daily.
7. Mengetahui saat pembalikan arah pergerakan harga
Jika moving average memberi petunjuk trend saat ini, indikator oscillator menunjukkan keadaan overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) yang mengisyaratkan pembalikan arah pergerakan harga sebagai sinyal trading. Keadaan overbought adalah sinyal untuk sell dan oversold adalah sinyal untuk buy. Dua indikator oscillator yang sangat populer adalah Relative Strength Index (RSI) dan stochastics. Keduanya diukur dalam skala 0-100%. Keadaan overbought/oversold terjadi pada level 70/30 untuk RSI dan 80/20 untuk stochastics. Periode yang dianjurkan adalah 14 untuk RSI dan 9 atau 14 untuk stochastics.
Selain overbought/oversold, divergensi yang terjadi pada indikator oscillator dan pergerakan arah harga juga populer sebagai sinyal pembalikan arah gerak harga. Indikator oscillator cukup akurat digunakan pada kondisi pasar sideway. Sinyal pada chart mingguan (weekly) dapat digunakan sebagai filter untuk chart daily, dan sinyal chart daily sebagai filter untuk time frame yang lebih rendah.
8. Mengetahui indikasi perubahan trend
Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah kombinasi antara 2 moving average yang saling cross dengan elemen overbought/oversold sebuah oscillator. Selain keadaan overbought/oversold yang cara pembacaannya hampir sama dengan indikator oscillator, MACD juga mengindikasikan akan terjadinya perubahan trend bilamana garis trigger (trigger line) crossing dengan garis MACD (MACD line). Cara yang populer untuk mengetahui indikasi perubahan trend adalah dengan melihat terjadinya divergensi histogram MACD dengan pergerakan harga.
9. Mengetahui kekuatan (strength) trend
Indikator yang digunakan mengukur kekuatan trend umumnya adalah Average Directional Movement Index (ADX). Garis ADX yang bergerak naik menunjukkan trend yang kuat, dan sebaliknya jika bergerak turun menunjukkan trend sedang melemah. Trend yang kuat terjadi bila ADX (warna biru) berada antara level 25-65. Diatas level 70 biasanya menunjukkan keadaan trend jenuh dan akan segera berbalik arah. Waktu yang tepat untuk open buy/sell bila +DI (warna hijau) cross -DI (warna merah) dari bawah/atas (lihat gambar dibawah).


10. Mengetahui arah trend dari besarnya volume perdagangan (untuk pasar saham dan futures)
Dalam pasar saham (dan juga index saham) dan futures, indikator volume dan open interest sangat penting untuk mengetahui dan mengkonfirmasi arah trend pergerakan harga pasar sekarang. Di kedua jenis pasar tersebut indikator volume selalu mendahului pergerakan harga (leading indicator). Semakin tinggi volume maka semakin kuat trend pasar. Semakin tinggi indikator open interest juga menunjukkan trend yang makin kuat, tetapi bila open interest mulai turun maka menunjukkan trend akan jenuh dan akan berbalik arah. Karena pasar forex tidak terpusat pada satu bursa seperti halnya pasar saham, atau desentralisasi, maka statistik volume untuk keseluruhan perdagangan tidak tersedia sehingga kita tidak bisa mengukur kekuatan trend berdasarkan volume perdagangan dan open interest.
Itulah intisari isi buku populer berjudul ‘Ten Laws of Technical Trading’ atau ‘Sepuluh Aturan Dalam Trading Teknikal’ yang ditulis oleh John Murphy.
Sumber : stockcharts.com

Trading Teknikal Ala John Murphy (2)


http://www.seputarforex.com/

Posting Komentar

 
Top